·
Rumah Gadang
·
Rumah Adat Sumatera Barat
·
Rumah atKidnesia.com - Rumah
adat Sumatra Barat disebut Rumah Gadang . Rumah Gadang memiliki tiang yang tidak tegak
lurus atau horizontal tapi punya kemiringan. Kenapa? Karena dulu, masyarakat di
sana banyak yang datang dari laut, sehingga mereka hanya tahu cara membuat
kapal dan tak tahu cara membuat rumah.
Bentuk atap menjadi ciri khas rumah gadang.
Foto: Dok. Kidnesia
Rumah ini memiliki keunikan dalam bentuk arsitekturnya dengan atap yang
menyerupai tanduk kerbau dibuat dari bahan ijuk. Di halaman depan Rumah Gadang
biasanya selalu terdapat dua buah bangunan rangkiang ,
digunakan untuk menyimpan padi.
Rumah Gadang disebut juga sebagai Rumah Baanjuang .
Sebab di sayap bangunan sebelah kanan dan kirinya ruang anjuang (anjung). Ruang ini digunakan oleh
masyarakat setempat sebagai tempat pengantin bersanding atau tempat penobatan
kepala adat.
Sebagai suku bangsa
yang menganut falsafah alam, garis dan bentuk rumah adatnya kelihatan serasi
dengan bentuk alam Bukit Barisan. Coba deh perhatikan bagian puncaknya yang
bergaris lengkung meninggi pada bagian tengah. Lalu, garis lerengnya melengkung
dan mengembang ke bawah dengan bentuk persegi tiga.
Fungsi Rumah Gadang
1. Sebagai tempat
kediaman keluarga.
2. Sebagai lambang kehadiran suatu kaum
3. Sebagai pusat kehidupan dan kerukunan
4. Sebagai tempat melaksanakan berbagai upacara
5. Sebagai tempat merawat anggota keluarga yang sakit.
2. Sebagai lambang kehadiran suatu kaum
3. Sebagai pusat kehidupan dan kerukunan
4. Sebagai tempat melaksanakan berbagai upacara
5. Sebagai tempat merawat anggota keluarga yang sakit.
·
Rumah Joglo
·
Rumah Adat Jawa
Joglo adalah rumah adat masyarakat Jawa.
Bagian-bagian joglo yaitu :
1. pendapa.
2. pringgitan.
3. dalem.
4. sentong.
5. gandok tengen.
6. gandok kiwo.
Bagian pendapa adalah bagian paling
depan Joglo yang mempunyai ruangan luas tanpa sekat-sekat, biasanya digunakan
sebagai tempat pertemuan untuk acara besar bagi penghuninya. Seperti acara
pagelaran wayang kulit, tari, gamelan dan yang lain. Pada waktu ada acara
syukuran biasanya sebagai tempat tamu besar. Pendopo biasanya terdapat soko
guru, soko pengerek, dan tumpang sari.
Bagian Pringgitan adalah bagian
penghubung antara pendopo dan rumah dalem. Bagian ini dengan pendopo biasanya
di batasi dengan seketsel dan dengan dalem dibatasi dengan gebyok. Fungsi
bagian pringgitan biasanya sebagai ruang tamu.
Bagian Dalem adalah bagian tempat
bersantai keluarga. Bagian ruangan yang bersifat lebih privasi.
·
Rumah Dalam Loka Samawa
·
Rumah Adat NTB
RUMAH ADAT NUSA
TENGGARA BARAT (NTB) Di Nusa Tenggara Barat ini pun juga memiliki beberapa
rumah adat dari masing-masing suku asli daerahnya. Seperti di Sumbawa memiliki
rumah adat bernama “Dalam Loka Samawa” dan di Lombok sendiri bale jajar,
bale-bale, bale kodong, dan bale gunung rata. Berikut pengertian dari setiap
rumah adat tersebut : Rumah Adat : Dalam loka samawa Rumah kuno tersebut
terbuat dari kayu yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Muhammad
Jalaluddin Syah III (sekitar tahun 1885 M). Saat ini digunakan/dimanfaatkan
sebagai "Museum Daerah Sumbawa" tempat penyimpanan benda-benda
sejarah Kabupaten Sumbawa. Istana ini merupakan dua bangunan kembar ditopang
atas tiang kayu besar sebanyak 99 buah, sesuai dengan sifat Allah dalam Al -
Qur'an (Asma'ul Husna). Di Dalam Loka ini kita dapat melihat ukiran motif khas
daerah Samawa, sebagai ornamen pada kayu bangunannya. Miniatur Dalam Loka ini
dapat dilihat di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta. Sebelum Dalam Loka
dibangun di atas lokasi yang sama pernah dibangun pula beberapa istana kerajaan
pendahulu. Diantaranya Istana Bala Balong, Istana Bala Sawo dan Istana Gunung
Setia. Istana-istana ini telah lapuk dimakan usia bahkan diantaranya ada yang
terbakar habis di makan api. Sebagai gantinya, dibangunlahsebuah istana
kerajaan yang cukup besar ukurannya beratap kembar serta dilengkapi dengan
berbagai atribut. Istana yang dibangun terakhir ini bernama Dalam Loka. Tidak
jauh dari Istana Tua, sekitar 500 meter kearah utara pada tahun 1934 dibangun
sebuah istana modern oleh Belanda.Hingga kini istana yang lebih populer disebut
Wisma Praja atau Pendopo Kabupaten itu masih berdiri kokoh. Wisma Praja ini
sempat menjadi kantor terakhir Sultan Sumbawa, dibagian depannya ada sebuah
bangunan bertingkat tiga yang juga sangat unik.
·
Rumah Mengenal Walewangko
·
Rumah Adat Sulawesi Utara
Pulau Sulawesi merupakan satu dari
lima pulau besar di Indonesia. Bentuknya yang menyerupai huruf K ini dibagi
lagi ke dalam beberapa wilayah. Salah satunya adalah Provinsi Sulawesi Utara
dengan ibukota Manado. Sudah pernah berkunjung ke tempat ini? Provinsi yang
terdiri atas 11 kabupaten dan 4 kota ini tersohor karena beberapa hal. Salah
satunya tentulah nilai budaya. Pernah mendengar nama Walewangko? Istilah ini
merujuk pada rumah tradisional suku Minahasa yang mendiami Sulawesi Utara.
Kini, ia juga dikenal luas sebagai rumah adat Sulawesi Utara.
·
Rumah Baanjung (Ba'anjung)
·
Rumah Adat Kalimantan
Rumah Baanjung (Ba'anjung) adalah nama kolektif untuk rumah tradisional suku Banjar dan suku Dayak Bakumpai.[1] Suku Banjar biasanya menamakan rumah
tradisonalnya dengan sebutan Rumah
Banjar atau Rumah Bahari.
Umumnya, rumah tradisional
Banjar dibangun dengan beranjung (bahasa Banjar:
ba-anjung), yaitu sayap bangunan yang menjorok dari samping kanan dan kiri
bangunan utama, karena itulah disebut Rumah
Ba'anjung (ber-anjung).
Anjung merupakan ciri khas
rumah tradisional Banjar, walaupun ada pula beberapa jenis Rumah Banjar yang
tidak beranjung.
Rumah tradisional Banjar pada umumnya beranjung dua yang disebut Rumah Ba-anjung Dua, namun
kadangkala rumah banjar hanya hanya beranjung satu, biasanya rumah tersebut
dibangun oleh pasangan suami isteri yang tidak memiliki keturunan.
Sebagaimana arsitektur
tradisional pada umumnya, demikian juga rumah tradisonal Banjar berciri-ciri
antara lain memiliki perlambang, memiliki penekanan pada atap, ornamental,
dekoratif dan simetris.
·
Rumah Honai
·
Rumah Adat Papua
Rumah Honai terbuat dari kayu
dengan atap berbentuk kerucut yang
terbuat dari jerami atau ilalang. Honai sengaja dibangun sempit atau
kecil dan tidak berjendela yang bertujuan untuk menahan hawa dingin pegunungan
Papua. Honai biasanya dibangun setinggi 2,5 meter dan pada bagian tengah rumah
disiapkan tempat untuk membuat api unggun untuk menghangatkan diri. Rumah Honai
terbagi dalam tiga tipe, yaitu untuk kaum laki-laki (disebut
Honai), wanita (disebut
Ebei), dan kandang babi (disebut Wamai).
Rumah Honai
biasa ditinggali oleh 5 hingga 10 orang. Rumah Honai dalam satu bangunan
digunakan untuk tempat beristirahat (tidur), bangunan lainnya untuk tempat
makan bersama, dan bangunan ketiga untuk kandang ternak.[1] Rumah Honai pada umumnya terbagi
menjadi dua tingkat. Lantai dasar dan lantai satu dihubungkan dengan tangga
dari bambu. Para pria tidur pada lantai dasar secara melingkar, sementara para
wanita tidur di lantai satu.[2]
·
Rumah Baileo
·
Rumah Adat Maluku
Rumah Adat
Negeri Tuhaha, Maluku
Rumah Baileo adalah
rumah adat Maluku dan Maluku Utara, Indonesia.[1] Rumah
Baileo merupakan representasi kebudayaan Maluku dan memiliki fungsi yang sangat
penting bagi kehidupan masyarakat.[1] Rumah
Baileo adalah identitas setiap negeri di Maluku selain Masjid atau Gereja.[2] Baileo
berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda suci, tempat upacara adat, sekaligus
sebagai balai warga.[2] Ciri
utama rumah Baileo adalah ukurannya besar, dan memiliki bentuk yang berbeda
jika dibandingkan dengan rumah-rumah lain di sekitarnya.[3]