Minggu, 18 Januari 2015

7 Rumah adat di INDONESIA

·     Rumah Gadang
·     Rumah Adat Sumatera Barat

 
·          
Rumah     atKidnesia.com  - Rumah adat Sumatra Barat  disebut Rumah Gadang . Rumah Gadang  memiliki tiang yang tidak tegak lurus atau horizontal tapi punya kemiringan. Kenapa? Karena dulu, masyarakat di sana banyak yang datang dari laut, sehingga mereka hanya tahu cara membuat kapal dan tak tahu cara membuat rumah.

Bentuk atap menjadi ciri khas rumah gadang. Foto: Dok. Kidnesia
Rumah ini memiliki keunikan dalam bentuk arsitekturnya dengan atap yang menyerupai tanduk kerbau dibuat dari bahan ijuk. Di halaman depan Rumah Gadang biasanya selalu terdapat dua buah bangunan rangkiang , digunakan untuk menyimpan padi.
Rumah Gadang disebut juga sebagai Rumah Baanjuang . Sebab di sayap bangunan sebelah kanan dan kirinya ruang anjuang  (anjung). Ruang ini digunakan oleh masyarakat setempat sebagai tempat pengantin bersanding atau tempat penobatan kepala adat.
Sebagai suku bangsa yang menganut falsafah alam, garis dan bentuk rumah adatnya kelihatan serasi dengan bentuk alam Bukit Barisan. Coba deh perhatikan bagian puncaknya yang bergaris lengkung meninggi pada bagian tengah. Lalu, garis lerengnya melengkung dan mengembang ke bawah dengan bentuk persegi tiga.
Fungsi Rumah Gadang
1. Sebagai tempat kediaman keluarga.
2. Sebagai lambang kehadiran suatu kaum
3. Sebagai pusat kehidupan dan kerukunan
4. Sebagai tempat melaksanakan berbagai upacara
5. Sebagai tempat merawat anggota keluarga yang sakit.


·     Rumah Joglo
·     Rumah Adat Jawa
Joglo adalah rumah adat masyarakat Jawa. Bagian-bagian joglo yaitu :
1.   pendapa.
2.   pringgitan.
3.   dalem.
4.   sentong.
5.   gandok tengen.
6.   gandok kiwo.
Bagian pendapa adalah bagian paling depan Joglo yang mempunyai ruangan luas tanpa sekat-sekat, biasanya digunakan sebagai tempat pertemuan untuk acara besar bagi penghuninya. Seperti acara pagelaran wayang kulit, tari, gamelan dan yang lain. Pada waktu ada acara syukuran biasanya sebagai tempat tamu besar. Pendopo biasanya terdapat soko guru, soko pengerek, dan tumpang sari.
Bagian Pringgitan adalah bagian penghubung antara pendopo dan rumah dalem. Bagian ini dengan pendopo biasanya di batasi dengan seketsel dan dengan dalem dibatasi dengan gebyok. Fungsi bagian pringgitan biasanya sebagai ruang tamu.
Bagian Dalem adalah bagian tempat bersantai keluarga. Bagian ruangan yang bersifat lebih privasi.



·     Rumah Dalam Loka Samawa
·     Rumah Adat NTB

RUMAH ADAT NUSA TENGGARA BARAT (NTB) Di Nusa Tenggara Barat ini pun juga memiliki beberapa rumah adat dari masing-masing suku asli daerahnya. Seperti di Sumbawa memiliki rumah adat bernama “Dalam Loka Samawa” dan di Lombok sendiri bale jajar, bale-bale, bale kodong, dan bale gunung rata. Berikut pengertian dari setiap rumah adat tersebut : Rumah Adat : Dalam loka samawa Rumah kuno tersebut terbuat dari kayu yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Jalaluddin Syah III (sekitar tahun 1885 M). Saat ini digunakan/dimanfaatkan sebagai "Museum Daerah Sumbawa" tempat penyimpanan benda-benda sejarah Kabupaten Sumbawa. Istana ini merupakan dua bangunan kembar ditopang atas tiang kayu besar sebanyak 99 buah, sesuai dengan sifat Allah dalam Al - Qur'an (Asma'ul Husna). Di Dalam Loka ini kita dapat melihat ukiran motif khas daerah Samawa, sebagai ornamen pada kayu bangunannya. Miniatur Dalam Loka ini dapat dilihat di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta. Sebelum Dalam Loka dibangun di atas lokasi yang sama pernah dibangun pula beberapa istana kerajaan pendahulu. Diantaranya Istana Bala Balong, Istana Bala Sawo dan Istana Gunung Setia. Istana-istana ini telah lapuk dimakan usia bahkan diantaranya ada yang terbakar habis di makan api. Sebagai gantinya, dibangunlahsebuah istana kerajaan yang cukup besar ukurannya beratap kembar serta dilengkapi dengan berbagai atribut. Istana yang dibangun terakhir ini bernama Dalam Loka.    Tidak jauh dari Istana Tua, sekitar 500 meter kearah utara pada tahun 1934 dibangun sebuah istana modern oleh Belanda.Hingga kini istana yang lebih populer disebut Wisma Praja atau Pendopo Kabupaten itu masih berdiri kokoh. Wisma Praja ini sempat menjadi kantor terakhir Sultan Sumbawa, dibagian depannya ada sebuah bangunan bertingkat tiga yang juga sangat unik. 




·     Rumah Mengenal Walewangko
·     Rumah Adat Sulawesi Utara
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0dMaBexwDQ0ybE2FkvoLP6tAB3MKc6k1V3QtTlKDneRplGOgo-jKNIp36dyme3eqnaexlYTJDbiuKA1Keb0Nk9wuvh4x5pds7vvGITnM-XeRGgAO5-KM4RwrIvN3JBK_gaJU2YyMJtDxT/s320/24566776.jpg

Pulau Sulawesi merupakan satu dari lima pulau besar di Indonesia. Bentuknya yang menyerupai huruf K ini dibagi lagi ke dalam beberapa wilayah. Salah satunya adalah Provinsi Sulawesi Utara dengan ibukota Manado. Sudah pernah berkunjung ke tempat ini? Provinsi yang terdiri atas 11 kabupaten dan 4 kota ini tersohor karena beberapa hal. Salah satunya tentulah nilai budaya. Pernah mendengar nama Walewangko? Istilah ini merujuk pada rumah tradisional suku Minahasa yang mendiami Sulawesi Utara. Kini, ia juga dikenal luas sebagai rumah adat Sulawesi Utara. 



·     Rumah Baanjung (Ba'anjung)
·     Rumah Adat Kalimantan
Rumah Baanjung (Ba'anjung) adalah nama kolektif untuk rumah tradisional suku Banjar dan suku Dayak Bakumpai.[1] Suku Banjar biasanya menamakan rumah tradisonalnya dengan sebutan Rumah Banjar atau Rumah Bahari.
Umumnya, rumah tradisional Banjar dibangun dengan beranjung (bahasa Banjar: ba-anjung), yaitu sayap bangunan yang menjorok dari samping kanan dan kiri bangunan utama, karena itulah disebut Rumah Ba'anjung (ber-anjung).
Anjung merupakan ciri khas rumah tradisional Banjar, walaupun ada pula beberapa jenis Rumah Banjar yang tidak beranjung. Rumah tradisional Banjar pada umumnya beranjung dua yang disebut Rumah Ba-anjung Dua, namun kadangkala rumah banjar hanya hanya beranjung satu, biasanya rumah tersebut dibangun oleh pasangan suami isteri yang tidak memiliki keturunan.
Sebagaimana arsitektur tradisional pada umumnya, demikian juga rumah tradisonal Banjar berciri-ciri antara lain memiliki perlambang, memiliki penekanan pada atap, ornamental, dekoratif dan simetris.


·     Rumah Honai
·     Rumah Adat Papua

Rumah Honai terbuat dari kayu dengan atap berbentuk kerucut yang terbuat dari jerami atau ilalang. Honai sengaja dibangun sempit atau kecil dan tidak berjendela yang bertujuan untuk menahan hawa dingin pegunungan Papua. Honai biasanya dibangun setinggi 2,5 meter dan pada bagian tengah rumah disiapkan tempat untuk membuat api unggun untuk menghangatkan diri. Rumah Honai terbagi dalam tiga tipe, yaitu untuk kaum laki-laki (disebut Honai), wanita (disebut Ebei), dan kandang babi (disebut Wamai).

Rumah Honai biasa ditinggali oleh 5 hingga 10 orang. Rumah Honai dalam satu bangunan digunakan untuk tempat beristirahat (tidur), bangunan lainnya untuk tempat makan bersama, dan bangunan ketiga untuk kandang ternak.[1] Rumah Honai pada umumnya terbagi menjadi dua tingkat. Lantai dasar dan lantai satu dihubungkan dengan tangga dari bambu. Para pria tidur pada lantai dasar secara melingkar, sementara para wanita tidur di lantai satu.[2]





·     Rumah Baileo
·     Rumah Adat Maluku

Rumah Adat Negeri Tuhaha, Maluku
Rumah Baileo adalah rumah adat Maluku dan Maluku UtaraIndonesia.[1] Rumah Baileo merupakan representasi kebudayaan Maluku dan memiliki fungsi yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat.[1] Rumah Baileo adalah identitas setiap negeri di Maluku selain Masjid atau Gereja.[2] Baileo berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda suci, tempat upacara adat, sekaligus sebagai balai warga.[2] Ciri utama rumah Baileo adalah ukurannya besar, dan memiliki bentuk yang berbeda jika dibandingkan dengan rumah-rumah lain di sekitarnya.[3]



0 komentar:

Posting Komentar