Panyandra
-
Panyandra ( Janturan )
Panyandra utawi atur
ingkang biasanipun dipun aturaken dening para pranatacara kangge
nggambaraken utawi ngaturi kaweruhan kahanan lan swasana tartamtu
dhateng para ingkang samya hamidangetaken utawi para pamiyarsa, dipun
aturaken kanthi gamlang lan saget dipun tampi kanthi pengangen lan saget
mangertosi kawontenan sak estunipun, lan dipun aturaken kanthi, cetho,
aris, terwaca, gamblang, lan ngangge kasusastraan ingkang sak
sae-saenipun, bahasa ingkang alus lan biasanipun ginambaraken kanthi
rinumpaka ingkang trep kaliyan swasana ingkang dipun aturaken.
Kangge pamilihing basa ingkang
trep kangge ngaturaken panyandra, punika kedah mengertosi babakan
kasusastraan jawi ingkang sakjatosipun, ampun ngantos ginambaraken
kanthi rerumpaka ingkang kirang pas, punapa malih ngantos slewah kaliyan
kahanan sak estunipun, ugi dhumateng ingkang ngaturaken panyandra
piyambak, kedahipun mangertosi artos tujuan lan artinipun kanthi saestu
sahingga saget nerapaken kanthi sae babakan rinumpaka dhateng kahanan
ingkang dipun aturaken.
Panyandra adalah kata-kata indah
yang di ucapkan oleh panatacara, sebagai ungkapan gambaran terhadap
suasana yang sedang di ceritakan / di hadapi, untuk disampaikan kepada
semua orang yang mendengarkan / para penonton / tamu yang hadir,
biasanya digunakan untuk menggambarkan keindahan tempat, kecantikan,
ketampanan, dan keindahan keadaan, gambaran itu di sampaikan melalui
ucapan kata-kata yang tersusun indah dengan menggunakan kesusastraan
jawa yang tinggi, pengibaratan yang pas, dan memberikan perumpamaan
kepada sesuatu yang aslinya lebih indah dari yang sedang terjadi,
kesemuanya itu dimaksudkan agar keadaan yang sedang diceritakan bisa
sesuai dan digambarkan sama dengan keadaan keindahan yang sebenarnya,
Karena bahasa panyandra
kebanyakan menggunakan bahasa krama jawa yang tinggi dan kesusastraan
yang tinggi pula, maka diharapkan untuk para pantacara yang memberikan
panyandra ini harus benar-benar mengerti tentang bahasa jawa krama yang
bagus, mengerti arti kata-kata yang ucapkan, dan bisa memberikan
gambaran dan perumpamaan yang sesuai dengan keadaan, sehingga tidak
terjadi kerancuan apalagi sampai ada penggambaran atau pengibaratan yang
tidak pas apalagi sampai tidak cocok sama sekali,
Di dalam Upacara pengantin
jawa Panyadra ini berperan penting, karena hidup dan matinya suatu
upacara pengantin adat jawa sangat tergantung dari pada kecakapan
panatacara mengolah kata selama prosesi upacara berlangsung, karena
dalam upacara pegantin adat jawa, semua upacara yang dilangsungkan hanya
merupkan simbol-simbol gerakan tanpa kata, dan semuanya itu perlu
penerjemahan yang biasanya terdapat dalam kata panyandra yang diucapkan
oleh sang pembawa acara upacara adat / panatacara.
Dalam pengolahan bahasa /
bahasa yang digunakan, panatacara bisa menggunakan bahasa yang dikuasai (
selain bahasa jawa krama inggil ), karena kebanyakan pada zaman
sekarang, kedua mempelai ada juga yang sudah lain suku dan adatnya, akan
tetapi tetap salah satunya orang jawa, dan ingin menggunakan adat jawa
dalam prosesi upacara pernikahanya, dengan demikiaan, panatacara bisa
menyesuaikan bahasa panyandra, karena dikhawatirkan bila menggunakan
bahasa jawa dengan kesusastraan yang tinggi, malah membikin keluarga
besan yang dari lain suku tidak mengerti sama sekali apa yang
dimaksudkan,dalam hal ini ada dua pilihan yang bisa digunakan :
- Selama proses upacara adat tetap menggunakan bahasa jawa dengan kesusastraan yang tinggi ( Krama inggil ) dan setelah prosesi selesai diberikan wacana tambahan tentang arti dari pada prosesi yang tadi berlangsung dengan menggunakan bahasa Nasional ( Bahasa Indonesia ).
- Menggunakan Bahasa Nasional dalam menghaturkan panyandra upacara adat, karena apapun sukunya pasti mengerti akan bahasa Indonesia tersebut., yaitu dengan menterjemahkan bahasa panyandra yang sudah tersusun dalam bahasa jawa kedalam bahasa indonesia yang baik dan benar.
Untuk Ilustrasi gendhing, apapun
bahasanya, jika menggunakan upacara adat jawa sebaiknya tetap
menggunakan gendhing yang sudah ada dalam pilihan gendhing untuk
mengiringi upacara adat,
Berikut ini adalah Contoh Panyandra dari
beberapa prosesi Upacara adat jawa yang penulis dapatkan dari beberapa
buku kepustakaan yang penulis miliki :
Menika Tuladha panyandra Kangge
hanyarengi upacara pengantin adat jawi, ingkang kulo pendet saking buku
kepustakaan ingkang minangka bahan seserepan kula pribadi :
- Panyandra Papan Pawiwahan
- Panyandra Tamu Pawiwahan
- Panyandra Medaling Pengantin Putri
- Panyandra Medaling Pengantin Kakung
- Panyandra Gantalan, wiji dadi, sinduran
- Panyandra Ngunjuk Dwegan lan bobot timbang
- Panyandra Kacar-kacur, dhahar kembul, ngunjuk toya wening
- Panyandra Metuk besan
- Panyandra Sungkeman
- Panyandra Jumenengan Pengantin 1
- Panyandra Jumenengan Pengantin 2
- Panyandra Kirab 1
- Panyandra Kirab 2
- Panyandra Mlebeting Suba Manggala
- Panyandra Kirab Pahargyan
http://id.wikipedia.org/wiki/Sastra_Pedalangan
0 komentar:
Posting Komentar